Spiga

"Entrepreneur" Now !!!

kaskus.us
Indonesia sangat membutuhkan rakyatnya yang punya jiwa entrepreneur, terutama para pemuda.  Jangan hanya bisa berkhayal punya keinginan dan teori tinggi.  Tapi itu semua harus dipraktekkan dari yang terkecil dan mudah.

Safir senduk, dalam tweetnya menuliskan "Gak semua bisnis menghasilkan uang besar. Kadang Anda harus dapat uang kecil dulu untuk memancing datangnya uang besar"

Ninghermanto, dalam tweetnya juga menuliskan "Tak harus pintar untuk menjadi pebisnis andal tapi dibutuhkan banyak akal dan mampu mencari peluang halal"

Cuplikan dibawah ini yang saya sadur sedikit dari (bataviase.co.id) buat penambah semangat dalam mencapai impian saya.
LAYAKNYA belajar berenang, seseorang tidak akan memiliki keahlian tersebut jika dia hanya membaca dan mendengarkan teori tanpa melakukan praktik. Begitu juga dengan belajar wirausaha. Keinginan tanpa pernah memulai usaha hanya akan menimbulkan anggapan bahwa menjadi entrepreneur itu sulit.
Rasa tidak percaya diri dan bingung bagaimana harus memulainya sering kali menjadi kendala terbesar yang membuat lulusan tidak berani berwirausaha. Sebagian besar orang yang terjun menjadi entrepreneur memulai usahanya dari bawah. melainkan mengelola sebuah kios yang ada di sekitar sekolah. Jadi mereka memiliki bayangan bagaimana memulai suatu usaha dari bawah
Peserta yang sedang mengikuti kelas wirausaha dibagi menjadi kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Mereka kemudian diberi tugas mengelola usaha tersebut selama satu semester. Dalam mengelola usaha, peserta wajib dituntut menyusun strategi dan inovasi agar bisa bersaing dengan kompetitor, khususnya yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Setelah satu semester, pengelolaan kemudian bergantian.

Dongeng Jadi Mahasiswa Lagi

Awalnya gak ada niatan mo ngelanjutin sekolah.  Ternyata karir yang sedang saya incar mensyaratkan harus ada gelar magister.  Waduh, gmana y? Otak sudah butek klo mikirin bahan kuliahan lagi. Berbekal sertifikasi yang belum cair, bulan ini (februari 2011) di hari terakhir pendaftaran akhirnya jadi ikutan.  Formulir 75rb dan biaya test 450rb.

Dipikir nanti mulai kuliah bulan Agustus 2011, eh nyatanya Maret ini sudah dimulai perkuliahan.  Puter otak deh tuk nombokin SPP 4,85 jt + biaya tak terduga.  Ngarepin sertifikasi, belum jelas bulan apanya. Dukungan dari sang istri tercinta sangat berarti sekali. Akhirnya jadi deh kuliah dengan sedikit modal nekat (tapi klo test nya lulus, soalya 12 februari baru test dan diumumkannya 17 februari)

Pengennya sih jadi mahasiswanya bekas saya S1 dulu (Universitas Lampung) , berhubung harus nyebrang laut. Nyari yang deket-deket aja di Serang (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten).  Sy mengambil teknologi pembelajaran (TPM). Oh ia, waktu saya ditest soalnya  meliputi test psiokotes, test bahasa inggris, dan wawancara. Mulai dari jam 08.00 mpe sore. Cape juga y, maklum belum terbiasa dengan kondisi jadi orang sekolahan lagi dan harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari rumah.

"Ya Allah, Berilah kemudahan kepada kami untuk dapat menyelesaikan semua ini. Amien"